Luka  bakar merupakan cedera yang cukup sering dihadapi para medis. Jenis  yang berat memperlihatkan morbiditas dan derajat cacat yang relatif  tinggi dibanding dengan cedera oleh sebab lain.
Penyebab  luka bakar selain terbakar api langsung atau tidak langsung, juga  pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia. Luka  bakar karena api atau akibat tidak langsung dari api, misalnya tersiram  air panas banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga.
Patofisiologi Luka bakar
Luka  bakar disebabkan karena pengalihan energi dari suatu sumber panas  kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi  elektromagnetik. Luka bakar dapat dikelompokkan menjadi luka bakar  termal, radiasi dan kimia. Destruksi jaringan terjadi akibat koagulasi,  denaturasi protein dan ionisasi isi sel. Kulit dan mukosa saluran napas  atas merupakan lokasi destruksi jaringan. Jaringan yang dalam, termasuk  organ visera, dapat mengalami kerusakan karena karena luka bakar  elektrik atau kontak yang lama dengan agen penyebab (burning agen).  Nekrosis atau kegagalan organ dapat terjadi.
Dalamnya  luka bakar tergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya  kontak dengan agen penyebab luka bakar tersebut. Suhu yang kurang dari  400C dapat ditoleransi dalam periode waktu yang lama tanpa menyebabkan luka bakar.
Perawatan  luka bakar harus direncanakan menurut luas dan dalamnya, kemudian  perawatannya dilakukan dengan tiga fase luka bakar, yaitu: fase  darurat/resusitasi, fase akut atau intermediate dan fase rehabilitasi. 
Fase  | Durasi  | Prioritas  | 
Fase resusitasi yang darurat/segera  | Dari awitan cedera hingga selesainya resusitasi cairan  | Pertolongan pertama Pencegahan syok Pencegahan gangguan pernapasan Deteksi dan penanganan cedera yang menyertai Penilaian luka dan perawatan pendahuluan  | 
Fase akut  | Dari dimulainya diuresis hingga hamper selesainya proses penutupan luka  | Perawatan dan penutupan luka Pencegahan/penanganan komplikasi termasuk infeksi Dukungan nutrisi  | 
Fase rehabilitasi  | Dari penutupan luka yang besar hingga kembalinya kepada tingkat penyesuaian fisik dan psikososial yang optimal  | Pencegahan parut&kontraktur Rehabilitasi fisik, oksupasional&vokasional Rekonstruksi fungsional&kosmetik Konseling psikologi  | 
Derajad Luka bakar
Kedalaman  luka bakar tergantung oleh tingginya suhu dan lamanya pajanan suhu  tinggi. Selain api yang langsung menjilat tubuh, bajuyang ikut terbakar  juga memperdalam luka bakar. Bahan baju yang paling aman adalah yang  terbuat dari bulu domba (wol). Bahan sintesis seperti nilon dan dakron  selain mudah terbakar juga mudah lumer oleh suhu tinggi, lalu menjadi  lengket sehingga memperberat derajat kedalaman.
Luka bakar dapat diklasifikasikan menurut jaringan yang rusak:
Kedalaman & derajat luka bakar  | Bagian kulit yang terkena  | Gejala  | Penampilan luka  | Perjalanan kesembuhan  | 
Derajat satu (superficial) Tersengat matahari Terkena api dengan intensitas rendah  | Epidermis  | Kesemutan Hiperestesia (supersensitive) Rasa nyeri mereda bila didinginkan  | Memerah, menjadi putih bila ditekan Minimal atau tanpa edema  | Kesembuhan lengkap dalam 1 minggu Pengelupasan kulit  | 
Derajat dua (Partial Thickness) Tersiram air mendidih Terbakar oleh nyala api  | Epidermis dan bagian dermis  | Nyeri Hiperestesia Sensitif terhadap udara yang dingin  | Melepuh dasar luka berbintik-bintik merah, epidermis retak, permukaan luika basah Edema  | Kesembuhan dalam 2-3 minggu Pembentukan parut&depigmentasi Infeksi dpt mengubahnya mjd derajat tiga  | 
Derajat tiga (Full Thickness) Terbakar nyala api Terkena cairan mendidih dalam waktu yang lama Tersengat arus listrik  | Epidermis, keseluruhan dermis dan kadang-kadang jaringan subkutan  | Tidak terasa nyeri Syok Hematuria&kemungkinan hemolisis Kemungkinan terdapat luka masuk dan keluar (pada luka baker listrik)  | Kering, luka baker berwarna putih seperti bahan kulit atau gosong Kulit retak dengan bagian lemak yang nampak Edema  | Pembentukan esker Diperlukan pencangkokan Pembentukan parut&hilangnya kontur serta fungsi kulit Hilangnya jari tangan atau ekstremitas dapat terjadi  | 
Umumnya  luka bakar memiliki kedalaman yang tidak seragam. Ketika dinilai, luka  bakar biasabya mencakup daerah-daerah cedera superfisial pada bagian  perifer luka dengan peningkatankedalaman di sebelah proksimal. Setiap  daerah memiliki 3 zona cedera. Daerah yang sebelah dalam mengalami  kerusakan yang paling parah, sedangkan zona yang sebelah luar  kerusakannya paling ringan. Daerah sebelah dalam dikenal sebagai zona  koagulasi dimana terjadi kerusakan seluler. Daerah yang tengah disebut  zona statis tempat terjadinya gangguan suplai darah, inflamasi dan  cedera jaringan. Daerah ini masih dapat diselamatkan sampai derajat  tertentu dengan resusitasi cairan yang berhasil baik. Daerah sebelah  luar merupakan zona hyperemia. Zona ini merupakan luka baker derajat  satu yang harus sembuh dalam waktu 1 minggu dan lebih khas untuk cedera  terbakar atau tersengat arus listrik ketimbang cedera akibat cairan yang  panas.
Dalam menentukan dalamnya luka bakar, yang harus diperhatikan yaitu faktor-faktor:
- Riwayat terjadinya luka bakar
 - Penyebab luka bakar
 - Suhu agen yang menyebabkan luka bakar
 - Lamanya kontak dengan agen
 - Tebalnya kulit
 
Luas Permukaan Tubuh yang Terbakar
Luas  luka bakar dinyatakan dalam persen terhadap luas seluruh tubuh. Pada  orang dewasa digunakan “rumus 9”, yaitu luas kepala dan leher, dada,  punggung, perut, pinggang dan bokong, ekstremitas atas kiri, paha kanan  paha kiri, tungkai dan kaki kanan, serta tungkai dan kaki kiri  masing-masing 9%, sisanya 1% adalah daerah genetalia. Rumus ini membantu  menaksir luasnya permukaan tubuh yang terbakar pada orang dewasa.
Pada  anak dan dewasa digunakan rumus lain karena luas relative permukaan  kepala anak jauh lebih besar dan luas relative permukaan kaki lebih  kecil. Karena perbandingan luas permukaan bagian tubuh anak kecil  berbeda dikenal rumus 10 untuk bayi dan rumus 10-15-20untuk anak.
Untuk  anak, kepala dan leher 15%, bagian depan dan belakang masing-masing  20%, ekstremitas atas kanan dan kiri masing-masing 10%, ekstremitas  bawah kanan dan kiri masing-masing 15%.
Selain  dalamnya dan luas permukaan, prognosis dan penanganan ditentukan oleh  letak daerah yang terbakar, usia dan keadaan kesehatan penderita. Daerah  perineum, ketiak, leher dan tangan sulit perawatannya antara lain  karena mudah mengalami kontraktur.
Karena bayi dan orang usia lanjut daya kompensasinya lebih rendah, maka bila terbakar, digolongkan dalam golongan berat.
Perawatan Luka Bakar
Perawatan di Tempat Kejadian
            Prioritas  pertama dalam perawatan di tempat kejadian bagi seorang korban luka  bakar adalah mencegah agar orang yang menyelamatkan tidak turut  mengalami luka bakar.
1.      Mematikan api
Upaya  pertama saat terbakar adalah mematikan api misalnya dengan menyelimuti  dan menutup bagian yang terbakar untuk menghentikan pasokan oksigen bagi  api yang menyala. Korban dapat mengusahakan dengan cepat menjatuhkan  diri dan berguling dan mencegah meluasnya bagian pakaian yang terbakar.  Kontak dengan bahan yang panas juga harus cepat diakhiri missal dengan  mencelupkan bagian yang terbakar atau menceburkan diri ke air dingin  atau melepaskan baju yang tersiram air panas. Jika sumber luka bakarnya  adalah arus listrik, sumber listrik harus dipadamkan.
2.      Mendinginkan luka baker
Proses  koagulasi protein sel di jaringan yang terpajan suhu tinggi berlangsung  terus setelah api dipadamkan sehingga destruksi tetap meluas. Proses  ini dapat dihentikan dengan mendinginkan daerah yang terbakar dan  mempertahankan suhu dingin ini pada jam pertama. Oleh karena itu  merendam bagian yang terbakar selama lima belas  menit pertama dalam air sangat bermanfaat untuk menurunkan suhu  jaringan sehingga kerusakan lebih dangkal dan diperkecil. Dengan  demikian luka yang sebenarnya menuju derajat II dapat dihentikan pada  derajat I atau luka yang menjadi derajat III dihentikan pada tingkat I  atau II. Pencelupan atau penyiraman dapat dilakukan dengan air apa saja  yang dingin sekurang-kurangnya 15 menit.
3.      Melepaskan benda penghalang
Meskipun  pakaian yang menempel pada luka bakar dapat dibiarkan, pakaian lain dan  semua barang perhiasan harus segera dilepaskan untuk melakukan  penilaian serta mencegah terjadinya kontriksi sekunder akibat edema yang  timbul dengan cepat.
4.      Menutup luka bakar
Luka  bakar harus ditutup secepat mungkin untuk memperkevil kemungkinan  kontaminasi bakteri dan mengurangi nyeri dengan mencegah aliran udara  agar tidak mengenai permukaan kulit yang terbakar.
5.      Mengirigasi Luka bakar kimia
Luka  bakar kimia akibat bahan korosif harus segera dibilas dengan air  mengalir. Jika mengenai mata harus segera dicuci dengan air bersih yang  sejuk.
Penatalaksanaan Kehilangan Cairan dan Syok
Setelah  menangani kesulitan pernapasan, kebutuhan yang paling mendesak adalah  mencegah terjadinya syok irreversible dengan menggantikan cairan dan  elektrolit yang hilang.
Perubahan cairan dan Elektrolit Pada Fase Emergensi/Resusitasi dalam Perawatan Luka Bakar
Fase Akumulasi Cairan (Fase Syok) Plasma menuju cairan interstisial (Edema pada tempat yang terbakar)  | |
Observasi  | Penjelasan  | 
Dehidrasi yang menyeluruh Berkurangnya volume darah Berkurangnya haluran urin Kadar K+ yang berlebihan Kadar Na+ yang kurang/deficit Asidosi metabolic (deficit basa bikarbonat) Hemokonsentrasi (Kenaikan hematokrit)  | Plasma mengalir keluar (bocor) lewat pembuluh darah kapiler yang rusak Terjadi sekunder akibat hilangnya plasma penurunan tekanan darah dan berkurangnya curah jantung Terjadi sekunder akibat: -          kehilangna aliran darah renal -          kehilangan cairan -          Retensi  Na&air karena peningkatan kortek adrenal (hemolisis sel darah merah  yang menyebabkan hemoglobinuria&mionekrosis/mioglobinuria) Trauma seluler yang massif menyebabkan pelepasan ion K+ ke dalam cairan ekstraseluler Sejumlah  besar ion Na+ hilang dalam cairan edema yang terperangkap dan mengalami  eksudasi serta berpindah ke dalam sel ketika ion K+ dilepas dari dalam  sel Kehilangan ion-ion bikarbonat menyertai kehilangan natrium Komponen darah yang cair mengalir ke dalam ruang ekstravaskuler  | 
Selang  infus dan kateter urin harus sudah terpasang sebelum resusitasi cairan  dimulai. Hasil pengukuran BB dan tes laboratorium juga dicatat dan  dipantau secara ketat.
Penggantian Cairan
Kebutuhan  cairan yang diproyeksikan dalam 24 jam pertama dihitung oleh dokter  berdasarkan luas luka baker. Beberapa kombinasi kategori cairan dapat  digunakan (1) koloid-whole blood, plasma serta plasma ekpander, dan (2)  kristaloid/elektrolit-larutan natrium klorida fisiologik atau larutan  ringer laktat. Resusitasi cairan yang adequate menghasilkan sedikit  penurunan volume darah selama 24 jam pertama pasca luka bakar dan  mengembalikan kadar plasma dalam nilai yang normal pada akhir periode 48  jam.
Pedoman Rumus untuk Penggantian Cairan Pada Pasien Luka Bakar
Rumus Konsensus
Larutan Ringer Laktat (atau larutan saline seimbang lainnya): 2-4 ml X kg BB X % luas luka baker.
Separuh diberikan dalam 8 jam pertama, sisanya diberikan dalam 16 jam selanjutnya.
Rumus Evans
1.      Koloid: 1ml X kg BB X % luas luka baker
2.      Elektrolit (saline): 1ml X kg BB X % luas luka baker
3.      Glukosa (5% dalam air): 2000ml untuk kehilangan insensible
Hari 1: Separuh diberikan dalam 8 jam pertama, separuh sisanya dalam 16 jam selanjutnya.
Hari 2: Separuh dari cairan elektrolit dan koloid yang diberikan pada hari sebelumnya, seluruh penggantian cairan insensible.
Maksimum  10.000 selama 24 jam. Luka baker derajat II dan III yang melebihi 50%  luas permukaan tubuh dihitung berdasarkan 50% luas permukaan tubuh.
Rumus Brooke Army
1.      Koloid: 0,5ml X kg BB X % luas luka baker
2.      Elektrolit (larutan ringer laktat): 1,5ml X kg BB X % luas luka baker
3.      Glukosa (5% dalam air): 2000ml untuk kehilangan insensible
Hari 1: Separuh diberikan dalam 8 jam pertama, separuh sisanya dalam 16 jam selanjutnya.
Hari 2: Separuh dari cairan koloid, separuh elektrolit, seluruh penggantian cairan insensible.
 Luka baker derajat II dan III yang melebihi 50% luas permukaan tubuh dihitung berdasarkan 50% luas permukaan tubuh.
Rumus Parkland/Baxter
Larutan ringer laktat: 4ml X kg BB X luas luka baker
Hari 1: Separuh diberikan dalam 8 jam pertama, separuh sisanya dalam 16 jam selanjutnya.
Hari 2: Bervariasi. Ditambahkan koloid
Larutan Salin Hipertonik
Larutan  pekat natrium klorida dan laktat dengan konsentrasi 250-300 mEq natrium  perLiter yang diberikan pada kecepatan yang cukup untuk mempertahankan  volume keluaran urin yang diinginkan. Jangan meningkatkan kecepatan  infuse selama 8 jam pertama pasca luka baker. Kadar natrium serum harus  dipantau dengan ketat. Tujuan: meningkatkan kadar natrium serum dan  osmolalitas untuk mengurangi edema dan mencegah komplikasi paru.
Obat-obatan
Antibiotik  sistemik spectrum luas diberikan untuk mencegah infeksi. Yang banyak  dipakai adalah golongan aminoglikosida yang efektif terhadap  pseudomonas. Bila ada infeksi, antibiotic diberikan berdasarkan hasil  biakan dan uji kepekaan kuman. Antasida diberikan untuk pencegahan tukak  stress dan antipiretik diberikan bila suhu tinggi.
Nutrisi  harus diberikan cukup untuk menutup kebutuhan kalori dan keseimbangan  nitrogen yang negative pada fase katabolisme, yaitu sebanyak 2500-3000  kalori sehari dengan kadar protein tinggi. Kalau perlu makanan diberikan  melalui pipa lambung atau ditambah parenteral.
Penderita yang mulai stabil keadaannya perlu fisioterapai untuk memperlancar peredaran darah dan mencegah kekakuan sendi.
Penderita  luka baker harus dipantau terus-menerus, keberhasilan pemberian cairan  dapat dilihat dari diuresis normal yaitu sekurang-kurangnya  1ml/kgBB/jam. Yang penting juga apakah sirkulasi normal/tidak
Tidak ada komentar:
Posting Komentar